Tugas Softskill Pengembangan Kreativitas dan Keberbakat (Kaitan Film dengan Teori Kreatifitas Psikoanalisis)
Judul : The Perks of Being a Wallflower
Tahun Rilis : 2012
Sutradara : Stephen Chbosky
Produser : John Malkovich, Russel Smith, Lianne Halfon
Pemain : Logan Lerman (Charlie), Emma Watson (Sam), Ezra Miller (Patrick)
Charlie adalah
seorang anak yang introvert dan mengalami kesulitan dalam bersosialisasi. Ia
mempunyai masa lalu yang sangat kelam sehingga ia mengalami trauma. Sewaktu
kecil, ia memiliki tokoh panutan yaitu Aunty Helen (saudari ibunya). Charlie
sempat tinggal berdua dengannya. Aunty Helen sangat sayang pada Charlie tapi
sayangnya ia meninggal akibat kecelakaan saat membeli kado ulang tahun untuk
Charlie. Akibatnya, Charlie tidak pernah merasa senang saat ia ulang tahun
karena mengingatkannya pada kejadian Aunty Helen. Meskipun demikian, Charlie
juga pernah mendapat pelecehan seksual dari Aunty Helen namun Charlie diminta
untuk tutup mulut atas perlakuan tersebut. Pada situasi ini, ia mengalami
dilema antara ia merasa kehilangan serta merasa bersalah terhadap Aunty Helen
dengan ia merasa marah karena sempat dilecehkan.
Charlie selalu merasa kesepian. Ia selalu
mengirim surat anonim pada wanita yang tidak ia kenal untuk menghilangkan rasa
kesepiannya itu. Selain itu, sewaktu SMP ia selalu menjadi korban bullying dan
kehilangan sahabat satu-satunya yaitu Michael yang meninggal akibat bunuh diri.
Ia pun sering mengonsumsi obat anti-depressant dan berusaha keras untuk
menyelesaikan masalahnya sendiri. Oleh karena itu, di hari pertama masa SMA-nya
ia berharap dia akan menemukan teman dan bisa bergaul dengan normal. Usahanya
pun gagal di hari pertama ia masuk sekolah sampai pada akhirnya ia bertemu
dengan dua senior di sekolahnya yaitu Patrick, pemuda yang memiliki disorientasi
seksual (homoseksual) dan memiliki sifat yang ceria serta Sam, adik tiri
Patrick. Mereka berperan dalam memperkenalkan Charlie pada dunia baru,
teman-teman baru, pengalaman baru, sesuatu yang tidak ia dapat bersama Michael
dulu. Charlie merasa senang dan kagum terhadap Patrick dan Sam yang ceria dan
bebas. Ia berharap bisa sama seperti mereka. Charlie berusaha keras untuk
diterima ke dalam pertemanan mereka sampai akhirnya ia diterima. Lepas dari
itu, Charlie diam-diam memiliki rasa cinta terhadap Sam begitupun juga Sam
terhadap Charlie. Tetapi, mereka malah menjalin kasih dengan pasangannya
masing-masing walau dalam hati mereka masing-masing masih memendam rasa satu
sama lain.
Tiba waktunya
Patrick dan Sam lulus SMA dimana mau tidak mau Charlie harus kehilangan mereka
yang akan pindah ke kota lain. Charlie mengalami psikosomatis karena teringat
traumanya terhadap Aunty Helen dan gagalnya Charlie mendapatkan Sam. Selain
itu, ia juga depresi karena ia harus menghadapi kehidupan baru dan mencari teman
baru setelah kelulusan seniornya. Ia pun depresi berat hingga ia menelpon
kakaknya, Candace, sambil berbicara dengan sedikit tidak jelas tentang Aunty
Helen. Charlie dibawa ke rumah sakit sebagai pasien kejiwaan. Disanalah ia
menjalani terapi dan bercerita soal dirinya dengan Aunty Helen. Setelah itu,
kondisi psikologisnya semakin membaik walaupun belum sembuh secara total karena
ia sudah menjadi orang yang terbuka sehingga beban yang ia rasakan tidak
dipikul sendiri dan mendapat dukungan emosional dari keluarganya.
Mendengar hal
itu, Patrick dan Sam datang menemui
Charlie dan mengajaknya jalan-jalan. Charlie merasa terlahir kembali
sebagai seseorang yang baru.
Link cuplikan (trailer) film The Perks of Being a Wallflower
Teori Kreatifitas Psikoanalisis
Psikoanalisis adalah
cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmun Freud dan para pengikutnya, sebagai
studi fungsi dan perilaku psikologis manusia.
Psikoanalisis
memiliki tiga penerapan:
1) suatu metoda
penelitian dari pikiran;
2) suatu ilmu
pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia;
3) suatu metoda
perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional.
Dalam cakupan yang
luas dari psikoanalisis ada setidaknya 20 orientasi teoretis yang mendasari
teori tentang pemahaman aktivitas mental manusia dan perkembangan manusia.
Berbagai pendekatan dalam perlakuan yang disebut “psikoanalitis” berbeda-beda
sebagaimana berbagai teori yang juga beragam. Sebagai tambahan, istilah
psikoanalisis juga merujuk pada metoda penelitian terhadap perkembangan anak.
Aliran
psikoanalisis Freud merujuk pada suatu jenis perlakuan dimana orang yang
dianalisis mengungkapkan pemikiran secara verbal, termasuk asosiasi bebas,
khayalan, dan mimpi, yang menjadi sumber bagi seorang penganalisis merumuskan
konflik tidak sadar yang menyebabkan gejala yang dirasakan dan permasalahan
karakter pada pasien, kemudian menginterpretasikannya bagi pasien untuk
menghasilkan pemahaman diri untuk pemecahan masalahnya.
Intervensi khusus
dari seorang penganalisis biasanya mencakup mengkonfrontasikan dan
mengklarifikasi mekanisme pertahanan, harapan, dan perasaan bersalah. Melalui
analisis konflik, termasuk yang berkontribusi terhadap daya tahan psikis dan
yang melibatkan transferens kedalam reaksi yang menyimpang, perlakuan psikoanalisis
dapat mengklarifikasi bagaimana pasien secara tidak sadar menjadi musuh yang
paling jahat bagi dirinya sendiri: bagaimana reaksi tidak sadar yang bersifat
simbolis dan telah distimulasi oleh pengalaman kemudian menyebabkan timbulnya
gejala yang tidak dikehendaki. Pada umumnya Psikoanalisa memandang kreativitas
sebagai hasil mengatasi suatu masalah, yang biasanya dimulai sejak di masa
anak-anak. Priadi kreatif dipandang sebagai seseorang yang pernah mempunyai
pengalaman traumatis, yang dihadapi dengan memungkinkan gagasan-gagasan yang
disadari dan yang tidak disadari bercampur menjadi pemecahan inovatif dari
trauma. Tindakan kreatif mentransformasi keadaan psikis yang tidak sehat
menjadi sehat.
-Kaitan dengan Teori Kreatifitas Psikoanalisis-
Film ini berkaitan dengan teori dari salah satu tokoh pengikut Sigmund Freud yaitu Carl Jung (Teori Jung). Ia mengemukakan bahwa ketidaksadaran memainkan peranan yang amat
penting dalam kreativitas tingkat tinggi. Alam pikiran yang tidak disadari
dibentuk oleh masa lalu pribadi. Disamping itu, ingatan kabur dari
pengalaman-pengalaman seluruh umat manusia tersimpan disana. Secara tidak sadar
kita “mengingat” pengalaman-pengalaman yang paling berpengaruh dari nenek
moyang kita. Dari ketidaksadaran kolektif ini timbul penemuan, teori, seni, dan
karya-karya baru lainnya. Proses inilah yang menyebabkan kelanjutan dari
eksistensi manusia.
Seperti pada film, Charlie memiliki masa lalu yang sangat kelam yaitu kehilangan sahabat (Michael) dan bibinya (Aunty Helen), mendapat pelecehan seksual, dan menjadi sasaran bullying ketika ia di SMP. Masa lalu pribadinya itu membuat ia mengalami gangguan pada psikisnya dan ketika ia mulai memasuki masa SMA, ia bertekad untuk merubah hidupnya agar bisa normal layaknya remaja pada umumnya. Setelah melewati masa-masa membentuk pribadi yang baru, kehidupan Charlie akhirnya lebih baik dan menemukan pribadi Charlie yang baru.
Comments
Post a Comment